Kamis, 23 Juli 2009

STATUS SOSIAL EKONOMI

Sebelum kita berbicara lebih lanjut mengenai status sosial ekonomi kita lihat dulu apa yang dimaksud “ekonomi” itu sendiri. Syamsudin Machmud mengatakan bahwa ekonomi berhubungan dengan usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dalam masyarakat tertentu. (Syamsudin Machmud, 1976 : 10)

Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari factor-faktor sebagai berikut :
a. Pekerjaan
Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup. Dalam kaitan ini Soeroto memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut :

Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak. (Soeroto, 1986 : 5).
Selanjutnya Soeroto menjelaskan mengenai pekerjaan sebagai berikut :
Dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan ini memberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalam pembangunan (Soeroto, 1986 : 167)

Selanjutnya ditinjau dari aspek ekonomis Ida Bagus Mantra bahwa bekerja itu diartikan sebagai melakukan pekerjaan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang dan jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu. (Ida Bagus Mantra, 1991 : 188)
Kemudian menurut pedoman ISCO (International Standart Clasification of Oecupation) pekerjaan diklasifikasikan menjadi :
a). Profesional ahli teknik dan ahli jenis
b). Kepemimpinan dan ketatalaksanaan
c). Administrasi tata usaha dan sejenisnya
d). Jasa
e). Petani
f). Produksi dan operator alat angkut

Dari berbagai klasifikasi pekerjaan diatas, orang akan dapat memilih pekerjaaan yang sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Dalam masyarakat tumbuh kecenderungan bahwa orang yang bekerja akan lebih terhormat di mata masyarakat, artinya lebih dihargai secara sosial dan ekonomi.
Jadi untuk menentukan status sosial ekonomi dilihat dari pekerjaan, penyusun memberi batasan sebagai berikut :
a). Pekerjaan yang berstatus tinggi
Yaitu tenaga ahli teknik dan ahli jenis, pemimpin dan ketatalaksanaan dalam suatu instansi baik pemerintah maupun swasta, tenaga administrasi tata usaha
b). Pekerjaan yang berstatus sedang
Yaitu pekerjaan di bidang penjualan dan jasa
c). Pekerjaan yang berstatus rendah
Yaitu petani dan operator alat angkut/bengkel

b. Pendidikan
Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkannya.
Adapun pengertian pendidikan yang lebih jelas, dapat dilihat dalam pengertian-pengertian pendidikan yang diungkapkan oleh beberapa pakar pendidikan di bawah ini :
Pendidikan menurut Soerjono Soekanto :
“Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi” (Soerjono Soekanto,1969 : 143)
Sedangkan menurut Kartini Kartono :
“Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan tertentu ” (Kartini Kartono, 77 : 1980)

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada tercapainya perkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sisial yang muncul.
Kemudian Soegarda Poerbakawatja menjelaskan mengenai tujuan pendidikan adalah sebagai berikut :
“ Ialah membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air ” . (Soegarda Poerbakawatja, 1970 : 114).

Dengan pendidikan ini diharapkan dapat membuka pikiran seseorang untuk menerima hal-hal yang baru (sub culture baru) baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide baru serta bagaimana cara berfikir secara alamiah untuk kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah airnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari pendidikan yang antara lain adalah sebagai berikut :
- Membina dan membentuk sikap mental seseorang
- Menambah pengetahuan seseorang
- Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknik ilmiah.
Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi kemampuan manusia untuk diujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya, serta pendidikan diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian bangsa, modernisasi terhadap lingkungan serta peningkatan terhadap kemampuan berfikir.

Pendidikan merupakan suatu proses pembangunan individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan penuh tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup dan kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu peran aktif masyarakat dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan.

Pendidikan merupakan proses belajar yang dapat dilakukan manusia seumur hidupnya, baik melalui sekolah maupun luar sekolah. Pendidikan masyarakat dapat diperoleh melalui :
1) Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang dilakukan melalui atau dalam suatu lembaga (pendidikan) yang legal formal,yang memiliki peraturan yang telah ditetapkan dan berjenjang, seperti sekolah.
2) Pendidikan non formal yaitu pendidikan diluar lembaga formal (sekolah) dimana biasanya merupakan pendidikan yang berjangka pendek dan biasanya lahir dari kebutuhan yang sehat dirasakan keperluannya, lalu persyaratannya lebih fleksibel, tidak seperti pendidikan formal. Contohnya kursus-kursus, penataran, training yang secara khusus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai suatu persoalan.
3) Pendidikan informal, merupakan pendidikan yang sama sekali tidak terorganisasi secara structural, lebih merupakan pengalaman individu mandiri dan pendidikannya tidak terjadi di dalam suatu proses belajar mengajar sebagaimana dalam pendidikan formal dan pendidikan non formal. Contohnya seperti pendidikan yang terjadi sebagai akibat wajar dari fungsi keluarga, media massa, acara-acara keagamaan dan lain sebagainya.

c. Pendapatan
Pendapatan akan mempengaruhi status sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai status sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan.

Biro Pusat statistic merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:
1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari :
a) Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang
b) Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinan rumah.
c) Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.
2) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas Sundoyo Pitono mendefinisikan pendapatan adalah sebagai berikut :
“Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari piak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini” (Sundoyo Pitono, 1982 : 20)

Untuk menentukan besar kecilnya pendapatan jelas tidak bisa, hal ini perlu penyesuaian dengan perubahan harga yang terjadi. Untuk itu Pemerintah menetapkan Upah Minimum Regional (UMR) baru untuk Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebesar Rp. 12.000,-per hari atau Rp.360.000,- per bulan untuk seorang pekerja atau karyawan.
Jadi seseorang yang bekerja dalam satu bulan berpendapatan minimal Rp. 360.000,- dan apabila suami isteri bekerja minimal Rp.720.000,- per bulan. Dari keterangan diatas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seseorang . Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya tinggi juga. Disamping memiliki penghasilan pokok setiap Keluarga biasanya memiliki penghasilan lain yang meliputi penghasilan tambahan dan penghasilan insidentil.

d. Pemilikan
Selain pekerjaan, pendidikan dan pendapatan yang menjadi ukuran status social ekonomi seseorang, masih ada lagi yaitu pemilikan.
Pemilikan barang-barang yang berhargapun dapat digunakan untuk ukuran tersebut. Semakin banyak seseorang itu memiliki sesuatu yang berharga seperti rumah dan tanah, maka dapat dikatakan bahwa orang itu mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan mereka semakin dihormati oleh orang-orang disekitarnya.

Apabila seseorang memiliki tanah, rumah sendiri, sepeda motor, mobil, komputer, televisi dan tape biasanya mereka termasuk golongan orang mampu atau kaya. Apabila seseorang belum mempunyai rumah dan menempati rumah dinas, punya kendaraan, televisi, tape, mereka termasuk golongan sedang. Sedang apabila seseorang memiliki rumah kontrakan, sepeda dan radio biasanya termasuk golongan biasa.
Jadi melihat status social ekonomi seseorang dapat dilihat dari :
- Status kepemilikan rumah yang ditempati
- Barang-barang berharga yang dimiliki


DAFTAR PUSTAKA :

Purbakawatja, Soegarda, 1970, Pendidikan dalam Alam Indonesia Merdeka, Gunung Agung, Jakarta
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian, 1987, Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta
Soekanto, Soerjono, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sukarni, Mariyat, 1994, Kesehatan Keluarga dan Lingkungan, Kanisius, Yogyakarta
Tjokroamidjojo, Bintoro, 1976, Pengantar Administrasi Pembangunan, LP3ES Jakarta

Tidak ada komentar: