Minggu, 19 April 2009

Tentang Motivasi

Oleh : Salsabila Shafira Adin, 2008


Pengertian Motivasi
Menurut Azwar (2000:17) motivasi adalah rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekelompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerja sama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi secara umum sering diartikan sebagai sesuatu yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong, mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan perilaku seseorang. Dengan kata lain motivasi itu ada dalam diri seseorang dalam wujud niat, harapan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai
Umumnya orang menyebut dengan “motif” untuk menunjukkan mengapa seseorang itu berbuat sesuatu. Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata “motif” inilah, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak. “Mc Donald, Frederick (1995) mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian ini mengandung tiga elemen penting, yaitu terjadinya perubahan energi pada diri seseorang, munculnya afeksi, dan dirangsang karena adanya tujuan.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, jadi motivasi ini dapat dirangsang oleh faktor dari luar, walau motivasi itu sendiri tumbuhnya dari dalam diri seseorang.

Komponen Motivasi
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan; dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu, artinya tujuanlah yang mengarahkan perilaku seseorang itu.
1. Kebutuhan
Maslow (1984), membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan, yaitu : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial dan kasih sayang, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
a. Kebutuhan fisiologis berkenaan dengan kebutuhan pokok manusia seperti pangan, sandang, dan perumahan, seseorang menganggap bahwa belajar merupakan salah satu kebutuhan pokok dirinya, sehingga akan berusaha memenuhi kebutuhan pokok tersebut, yaitu dengan belajar (pengembangan diri) yang akan dapat mencapai harapan-harapan yang ada pada dirinya.

b. Kebutuhan akan rasa aman, berkenaan dengan keamanan yang bersifat psikologis. Sebagai ilustrasi seseorang akan berusaha meningkatkan potensi diri dengan pendidikan dan pengembangan untuk menghindari tergesernya posisi dia dilingkungan kerja.

c. Kebutuhan sosial dan kasih sayang, berkenaan dengan perwujudan berupa penerimaan dirinya oleh orang lain. Dengan belajar dan mengembangkan diri prestasi kerja lebih baik, dengan begitu individu tersebut akan lebih mudah diterima dilingkungannya.

d. Kebutuhan harga diri, dengan belajar dan mengembangkan diri prestasi kerja menjadi lebih baik, sehingga individu akan lebih dihargai oleh atasan dan masyarakat lingkungan kerjanya.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuan, sebagai ilustrasi : seseorang yang berprestasi kerja yang baik boleh menempati kedudukan yang penting atau menjadi pimpinan.

2. Dorongan
Motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan organisme. Kebutuhan-kebutuhan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme. Terjadinya tingkah laku organisme disebabkan oleh respon dari organisme dan penguatan kedua hal tersebut. Hull memang menekankan dorongan sebagai motivasi penggerak utama prilaku, tetapi kemudian tidak sepenuhnya juga menolak adanya pengaruh faktor-faktor eksternal.

3. Tujuan
Dari segi tujuan, maka tujuan merupakan pemberi arah pada prilaku secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara pencapaian kebutuhan. Jika tujuan tercapai maka kebutuhan tercapai untuk sementara. Jika kebutuhan terpenuhi maka orang akan menjadi puas dan dorongan untuk berbuat terhenti sementara.
Menurut Sudirman (1994), motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdoronga oleh adanya unsur lain. Dalam hal ini adalah tujuan, tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan

Jenis-jenis Motiasi
Ditinjau dari sudut asalnya, motivasi pada diri manusia itu digolongkan kedalam motivasi biogenetis dan sosiogenetis :
1. Motivasi biogenetis adalah motif yang berkembang pada diri seseorang dan berasal dari organismenya sebagai makhluk hidup. Merupakan motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan organisme seseorang demi kelanjutan hidupnya secara biologis. Contoh motif biogenetis misalnya : lapar, haus, kebutuhan akan kegiatan dan istirahat, bernafas, seksual, eleminasi, dan lain-lain.
2. Motivasi sosiogenetis adalah motif yang berasal dari lingkungan kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang.

Unsur-unsur motivasi
1. Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya memerlukan rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
2. Motivasi sering kali ditandai dengan prilaku yang penuh emosi.
3. Motivasi merupakan reaksi pilihan dari beberapa alternatif pencapaian tujuan.
4. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN

ditulis pada Agustus 2008



Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2005).

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal meliputi :
1) Kesehatan
Sehat berarti keadaan fisik, mental dan sosial seseorang berfungsi secara optimal dan seimbang. Keseimbangan ini akan terganggu jika seseorang sakit. Proses belajarpun akan terganggu jika seseorang berada dalam keadaan yang tidak optimal baik fisik, mental maupun sosial.

2) Intelegensi
Intelegensi sangat besar sekali pengaruhnya terhadap pengetahuan seseorang. Orang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai intelegensi rendah.

3) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang tinggi yang semata-mata tertuju pada suatu obyek. Jika perhatian seseorang rendah/kurang terhadap suatu materi, maka pemahaman terhadap materi tersebut akan berkurang/menurun.

4) Minat
Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang berbagai kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus disertai rasa senang. Berbeda dengan perhatian yang sifatnya sementara.

5) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu akan terealisasi menjadi kecakapan nyata sesudah belajar atau berlatih.


Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan seseorang meliputi :
1) Keluarga
Keluarga sangat menentukan dalam pendidikan, karena keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama

2) Metode pembelajaran
Metode mengajar adalah suatu cara yang harus dilalui didalam mengajar. Untuk menghindari pelaksanaan cara belajar yang salah perlu suatu pembinaan. Dengan metode belajar yang tepat dan efektif, akan efektif pula hasil belajar seseorang.

3) Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga mempengaruhi belajar seseorang. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya dalam masyarakat. Adapun bentuk kegiatan seseorang dalam masyarakat adalah berhubungan dengan media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Hubungan pengetahuan dan perilaku
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan yakni :
1) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek)
2) Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana orang telah mencoba perilaku baru
5) Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama.