Selasa, 05 April 2011

Gangguan Haid dan Dismenorhae

Umumnya, siklus haid terjadi sekitar 28 hari, meski tidak selalu. Terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 35 hari. Namun, sebagian perempuan memiliki siklus haid yang tidak normal. Apa saja gangguan itu?

- Polimenorea
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari siklusnya atau masa bersih tanpa darah haid kurang dari 2 minggu). Secara awam bisa terlihat sebagai haid yang terjadi dua kali atau lebih dalam satu bulan. Banyaknya perdarahan bisa sama atau lebih banyak dari haid normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal sehingga siklus haid menjadi lebih pendek.

- Oligomenorea
Ini adalah siklus haid yang lebih panjang dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya lebih sedikit dari ukuran normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal, psikologis dan efek penyakit tertentu seperti TBC.

- Amenorea
Amenorea adalah ketiadaan haid selama 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi dua: Amenorea primer yaitu bila perempuan usia 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid sama sekali. Penyebabnya adalah kelainan genetik atau anatomi.

Amenorea sekunder bila perempuan ini pernah mendapat haid tapi kemudian berhenti. Penyebabnya adalah gangguan kurang gizi, metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan sebagainya.

DISMENORE
Suatu proses yang normal jika seorang wanita mengalami haid atau menstruasi. Hal ini terjadi karena adanya peluruhan dinding (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan biasanya terjadi rutin setiap bulan kecuali pada masa kehamilan.

Pada sebagian wanita, biasanya akan mengalami masa yang menyiksa yaitu proses haid yang disertai dengan nyeri atau rasa sakit. Sebenarnya normal bila seorang wanita merasa nyeri, hanya terkadang seorang wanita merasakan nyeri haid yang sangat hebat sampai mengganggu aktivitasnya. Nyeri haid pada taraf yang berat ini sering disebut dengan dismenorhae.

Gejala mungkin mulai mucul 1-2 hari sebelum menstruasi, puncaknya pada hari pertama aliran, dan mereda pada hari itu atau selama beberapa hari. Rasa sakit biasanya digambarkan sebagai tumpul, sakit, kram dan sering menjalar hingga punggung bawah.

  1. Dismenorhea primer. Timbul sejak haid pertama akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi harim setelah menikah dan melahirkan. Dismenorhea primer dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, pengaruh suatu zat kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin, faktor psikis dan fisik, dan seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
  2. Dismenorhea sekunder. Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. Dismenorhea sekunder dapat disebabkan oleh rahim yang terbalik sehingga membuat darah haid tidak mudah dikeluarkan, benjolan besar atau kecil di dalam rahim, peradangan selaput lendir rahim, dan pemakaian spiral.

Tatalaksana dismenorhea antara lain :

a.       Penerangan atau nasehat. Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga teratur, minum air putih yang banyak, pada waktu haid menghindari sesuatu yang dingin.

b.      Obat analgesik yang dapat diberiikan sebagai terapi simptomatik

c.       Terapi hormonal. Tujuan terapi ini ialah menekan ovulasi. Dengan sendirinya perkembangan edometrium (dinding rahim) juga dihambat, sehingga produksi prostaglandin juga berkurang.

d.      Terapi dengan obat nonsteroid anti prostaglandin. Obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Misalnya asetosal dapat sedikit menurunkan prostaglandin.

 


Tidak ada komentar: