Jumat, 15 April 2011

Ayo Ke Posyandu

 

Posyandu sangat berperan dalam mendukung pencapaian pembangunan kesehatan, sayang saat ini keberadaannya agak menurun, perlu upaya yang lebih agresif dari Pemerintah agar posyandu kembali di sukai masyarakat. Mengapa hingga saat ini Posyandu masih dianggap penting, karena fakta pembangunan kesehatan Indonesia proses pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan merupakan hal yang mendukung bagi tercapainya pembangunan kesehatan. Apalah artinya anggaran yang cukup, sementara partisipasi masyarakatnya rendah tentunya akan menjadikan beban pemerintah menjadi lebih besar.

Posyandu yang merupakan jenis upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang paling memasyarakat. Posyandu meliputi lima program prioritas yaitu : KB, KIA, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare, terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari melalui kegiatan posyandu, sehingga posyandu sebagai layanan kesehatan yang sangat dekat pada masyarakat sangat berperan penting dalam deteksi dini masalah gizi.

Deteksi dini balita gizi buruk adalah kegiatan penentuan status gizi balita melalui KMS (yaitu dari berat badan menurut umur) dan tanda-tanda klinis pada balita yang dilakukan oleh orang tua. Mdengan melakukan penimbangan setiap bulan di posyandu maka status gizi dan jalur pertumbuhan anak dapat selalu terpantau, sehingga bila ditemukan kelainan dalam grafik pertumbuhan akan segera terdetesi dan akan mudah untuk melakukan perbaikan status gizi anak. Deteksi dini ini juga perlu diimbangi dengan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan.

 

Apa saja Manfaat POSYANDU?

1.      Pertumbahan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.

2.      Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.

3.      Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

4.      Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serja imunisasi Tetanus Toxoid.

5.      Ibu nifas memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.

6.      Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang

7.      Anak belajar bersosialisasi dengan sesame balita dan orang tua.

8.      Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak.

9.      Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan dirujuk ke Puskesmas

10.  Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.

 

Banyak manfaat posyandu yang bisa diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas tersebut disediakan secara gratis. Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tersebut. Walaupun gratis, pelayanan tersebut bukanlah sesuatu yang murah. Jika diuangkan, biaya untuk pembelian vaksin, vitamin, dan berbagai logistik posyandu tentulah sangat mahal. Hal ini dapat dibuktikan jika kita mengimunisasikan anak kita ke Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta, biaya 1 kali imunisasi bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu rupiah.

Oleh karena itu, setiap keluarga diharapkan aktif memanfaatkan fasilitas di posyandu. Keluarga yang aktif ke posyandu adalah keluarga yang rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan. Sesibuk apapun orang tua, perlu menyempatkan diri sebulan sekali ke posyandu. Jika orang tua tidak sempat ke posyandu, maka tidak ada salahnya memnta bantuan orang lain atau pengasuh untuk mengantar anak ke posyandu. Posyandu bukan hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi saja, tetapi juga memantau pertumbuhan berat badan, deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta melakukan stimulasi tumbuh kembang balita melalui alat permainan edukatif yang tersedia di posyandu.

 

Mengapa Tidak Datang Ke Posyandu?

Beberapa alas an yang sering dikemukakan ibu yang tidak datang ke piosyandu antara lain :

1.      Jumlah balita yang terdapat di dalam keluarga, mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu, dimana keluarga yang memiliki jumlah balita sedikit maka ibu akan lebih sering datang ke posyandu seta jarak dari rumah ke posyandu sangat mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu.

2.      Tingkat pengetahuan keluarga, dimana keluarga yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota keluarganya. Semakin terdidik keluarga maka semakin baik pengetahuan keluarga tentang kesehatan.

3.      Faktor geografi, dimana letak dan kondisi geografis wilayah tersebut. Kondisi geografis diantaranya jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keaktifan membawa balitanya ke posyandu.

4.      Dukungan keluarga terdekat / suami. Ibu atau pengasuh balita akan aktif ke posyandu jika ada dorongan dari keluarga terdekat. Dukungan keluarga sangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan status gizi balita yang optimal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan kesehatan.

 


Selasa, 05 April 2011

Gangguan Haid dan Dismenorhae

Umumnya, siklus haid terjadi sekitar 28 hari, meski tidak selalu. Terkadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 35 hari. Namun, sebagian perempuan memiliki siklus haid yang tidak normal. Apa saja gangguan itu?

- Polimenorea
Polimenorea adalah siklus haid lebih pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari siklusnya atau masa bersih tanpa darah haid kurang dari 2 minggu). Secara awam bisa terlihat sebagai haid yang terjadi dua kali atau lebih dalam satu bulan. Banyaknya perdarahan bisa sama atau lebih banyak dari haid normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal sehingga siklus haid menjadi lebih pendek.

- Oligomenorea
Ini adalah siklus haid yang lebih panjang dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya lebih sedikit dari ukuran normal. Penyebabnya antara lain gangguan hormonal, psikologis dan efek penyakit tertentu seperti TBC.

- Amenorea
Amenorea adalah ketiadaan haid selama 3 bulan berturut-turut. Dibedakan menjadi dua: Amenorea primer yaitu bila perempuan usia 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid sama sekali. Penyebabnya adalah kelainan genetik atau anatomi.

Amenorea sekunder bila perempuan ini pernah mendapat haid tapi kemudian berhenti. Penyebabnya adalah gangguan kurang gizi, metabolisme, tumor, penyakit infeksi, dan sebagainya.

DISMENORE
Suatu proses yang normal jika seorang wanita mengalami haid atau menstruasi. Hal ini terjadi karena adanya peluruhan dinding (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan biasanya terjadi rutin setiap bulan kecuali pada masa kehamilan.

Pada sebagian wanita, biasanya akan mengalami masa yang menyiksa yaitu proses haid yang disertai dengan nyeri atau rasa sakit. Sebenarnya normal bila seorang wanita merasa nyeri, hanya terkadang seorang wanita merasakan nyeri haid yang sangat hebat sampai mengganggu aktivitasnya. Nyeri haid pada taraf yang berat ini sering disebut dengan dismenorhae.

Gejala mungkin mulai mucul 1-2 hari sebelum menstruasi, puncaknya pada hari pertama aliran, dan mereda pada hari itu atau selama beberapa hari. Rasa sakit biasanya digambarkan sebagai tumpul, sakit, kram dan sering menjalar hingga punggung bawah.

  1. Dismenorhea primer. Timbul sejak haid pertama akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi harim setelah menikah dan melahirkan. Dismenorhea primer dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, pengaruh suatu zat kimia dalam tubuh yang disebut prostaglandin, faktor psikis dan fisik, dan seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
  2. Dismenorhea sekunder. Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau keluhan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan, kelainan kedudukan rahim yang dapat mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya. Dismenorhea sekunder dapat disebabkan oleh rahim yang terbalik sehingga membuat darah haid tidak mudah dikeluarkan, benjolan besar atau kecil di dalam rahim, peradangan selaput lendir rahim, dan pemakaian spiral.

Tatalaksana dismenorhea antara lain :

a.       Penerangan atau nasehat. Perlu dijelaskan kepada penderita bahwa dismenorhea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan dan lingkungan penderita. Nasehat-nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup dan olahraga teratur, minum air putih yang banyak, pada waktu haid menghindari sesuatu yang dingin.

b.      Obat analgesik yang dapat diberiikan sebagai terapi simptomatik

c.       Terapi hormonal. Tujuan terapi ini ialah menekan ovulasi. Dengan sendirinya perkembangan edometrium (dinding rahim) juga dihambat, sehingga produksi prostaglandin juga berkurang.

d.      Terapi dengan obat nonsteroid anti prostaglandin. Obat yang menurunkan jumlah prostaglandin akan membantu mengurangi rasa nyeri. Misalnya asetosal dapat sedikit menurunkan prostaglandin.